1. Semut Api - Membuat Rakit
Semut api (Solenopsis invicta) merupakan hewan yang sangat ulet. Koloni hewan
menggigit yang sangat agresif ini mampu bertahan dari banjir, kebakaran, dan pestisida. Jika tercebur air, sekumpulan semut api akan saling mengaitkan diri dan membentuk rakit. Mereka akan menahan air agar tidak tenggelam dan “rakit” itu bahkan menurut peneliti, mampu terapung di atas air selama berbulan-bulan. Semut api sendiri merupakan hewan yang berasal dari Amerika Selatan. Populasinya kini semakin meluas. Rutinnya banjir singgah di kawasan hutan hujan di Brazil membuat koloni semut api semakin mudah merambah kawasan-kawasan lain dengan menumpang banjir.
2. Burung Gagak - Menggulung Tali dan Membuat Pisau dari Daun
Burung ini mengumpulkan batu, kemudian menjatuhkan mereka pada musuh. Untuk mengetahui, Dr Bernd Heinrich memberi gagak masalah yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Dr. Bernd mengikat daging pada ujung tali panjang yang diikat pada sebuah dahan. Satu-satunya cara bagi gagak untuk makan daging adalah menarik tali sampai ke tempat mereka bertengger. Tapi Dr Heinrich membuat masalah sulit dengan memilih sebuah tali yang sangat panjang. Awalnya satu gagak mematuk tali atau menukik daging yang diikat tali itu, namun gagal. Akhirnya, seekor gagak yang lain bertengger di dahan dan menggulung pendek tali dengan paruhnya. Gagak menggunakan sebelah kakinya untuk menjepit tali ke dahan, mencegah daging tidak jatuh kembali ke tempat asalnya. Burung itu kemudian menggunakan paruhnya untuk menggulung benang pada dahan supaya menjadi pendek. Setelah mengulanginya beberapa kali, burung itu bisa mengambil daging.
3. Simpanse - Memakai Ranting untuk Menangkap Rayap
Simpanse menggunakan ranting untuk menangkap rayap. Ia mematahkan ranting dengan panjang ideal. Lalu dengan hati-hati menusukkan alat ke lubang dalam gundukan rayap. Rayap menyerang tongkat, dan tongkat itu ditariknya keluar, telah dikerubuti oleh rayap lezat. Tidak seperti berang-berang laut, simpanse secara individu membuat dan menggunakan alat berbeda. Simpanse muda belajar keterampilan dengan menonton simpanse lebih tua. Beberapa kali yang muda membuat penyelidikan dari sebuah ranting, alat ini kasar dan tidak bekerja dengan baik. Dengan berlatih, simpanse muda meningkatkan keterampilan mereka membuat alat.
4. Berang-Berang Laut - Batu Sebagai Pemecah Cangkang
Berang-berang laut menggunakan batu sebagai palu untuk membuka cangkang kerang. Apakah sejak lahir mereka mengetahui hal ini? Ataukah mencontoh penemuan berang-berang yang lain? Para ilmuwan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan mengamati binatang di alam. Mereka telah mencatat bahwa semua berang-berang laut-muda dan tua-menggunakan batu untuk memecahkan cangkang keras. Pada dasarnya semua melakukannya dengan cara yang sama. Dan semua semut api menggunakan lumut dengan cara yang sama juga. Jadi penggunaan alat oleh berang-berang dan semut api mungkin merupakan kemampuan bawaan.
5. Tikus - Membuat Pelindung Mulut
Kita tahu tikus itu bisa menggerogoti dan merusak apa saja, tidak hanya kayu, plastik bahkan sabunpun digigitinya. Tapi tikus itu tidak mati karena menelan apa saja yang digerogotinyai. Dr Paul Sherman dan Gabriela Shuster meneliti Gerbil- jenis tikus Afrika ini tinggal di bawah tanah, dengan koloni biasanya mencapai hingga tiga ratus ekor. Di laboratorium Dr Sherman Cornell University, mengurung mereka didalam rumah kotak plastik besar berlubang-lubang kecil untuk sirkulasi udara, di mana mereka langsung saja menggerogoti lubang dengan gigi depan yang besar, untuk membuat lubang bertambah besar, supaya mereka bisa kabur dari situ. Sebelum menggerogoti plastik, supaya plastik itu tidak tertelan, tikus mencari sepotong kayu atau mengupas akar. Ia menaruh potongan atau kupasan di belakang gigi depan. “Pelindung” ini seperti perisai di mulutnya untuk menahan serpihan dan debu plastik masuk ke tenggorokan/tertelan. Seekor tikus menggigit potongan kayu kayu di belakang giginya yang besar saat mengerat dinding kotak plastik. Potongan kayu tersebut menahan potongan-potongan plastik masuk ke tenggorokannya.
6. Lumba-Lumba - Memakai Spons untuk Mengaduk Pasir
Lumba-lumba yang terkenal sebagai si pemikir di laut, dan ilmuwan baru-baru ini menemukan mereka dapat menggunakan alat juga. Sekelompok lumba-lumba botol di Shark Bay, Australia, membawa spons laut di paruh mereka untuk mengaduk pasir di bawah laut dan menangkap mangsanya, menghabiskan lebih banyak waktu berburu dengan alat daripada hewan selain manusia.
7. Gurita - Memakai Batok Kalapa Sebagai Perisai
Gurita yang menggunakan batok kelapa sebagai baju besi portabel. Gurita berurat ternyata menggunakan belahan tempurung kelapa, duduk di atasnya, membuat tangan delapan kaku seperti panggung, dan kemudian melesakkan seluruh tumpukan di dasar laut, menggunakannya untuk tempat tinggal nanti bila diperlukan. Temuan baru ini ternyata contoh pertama yang dilaporkan dari invertebrata yang mengakuisisi alat untuk digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar